Tuesday, February 3, 2015

Menganalisis Puisi 'Pada Gelombang' Karya Tri Astoto Kodarie

MENGANALISIS PUISI
Oleh: Abdul Razak

"PADA GELOMBANG"
                                                  Karya: Tri Astoto Kodarie
biarkan kukabarkan pada burung-burung yang melintas
di warna kelam langit tanpa batas
lepaskanlah segera gelombang di tanganmu
yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu
wajahmu telah lama terdampar di pulau karang
kutahu ketika tangis air matamu mengerang
tapi masih kau dengar gemuruh gelombang
memercikkan buih di alis matamu yang bimbang
malam tak juga melepaskan dingin yang kau kirim
perahumu mengapung di punggung musim
sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua
memainkan buih dengan senandung berair mata

ANALISIS STRUKTUR PUISI                                                                                                             "Pada Gelombang" karya Tri Astoto Kodarie dapat dilihat dari struktur fisik puisi yaitu, (1) Rima, (2) Diksi, (3) Majas, (4) Imaji, dan (5) Tifografi

(1) Rima
 Rima adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik puisi. Puisi "Pada Gelombang" terlihat adanya rima akhir dan rima tengah. seperti pada bait pertama
biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas
di warna kelam langit tanpa batas
Rima akhir pada larik puisi di atas adalah bunyi (as) pada kata melintas (larik 1) dan kata batas (larik 2). Sedangkan rima tengah yaitu pada bunyi (kan) pada kata biarkan dan kabarkan (larik 1)

(2) Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Kata-kata yang dipilih dalam puisi yaitu kata-kata yang bermakna konotasi (bermakna ganda). Diksi puisi "Pada Gelombang" dapat dilihat pada larik "lepaskanlah segera gelombang di tanganmu" kata "gelombang" bukan makna sebenarnya tetapi konotasi dari "perasaan rindu atau kerinduan". Begitu pula kata "melintas", walaupun bersinonim dengan kata "lewat" tetapi bukan kata lewat yang dilih penyair karena mempertimbangkan unsur rima yaitu (as) pada kata "melintas" dan "batas".

(3) Majas
Majas adalah ungkapan dan gaya bahasa dalam puisi. Majas dalam puisi "Pada Gelombang" antara lain:
(a) Majas Personifikasi, yaitu majas yang mengumpamakan benda bukan manusia dapat berbuat seperti manusia. Seperti pada larik puisi
- malam tak juga melepaskan dingin yang kamu kirim
- perahumu mengapung di punggung musim
(b) Majas Asosiasi, yaitu tautan dalam ingatan pada orang atau barang lain; pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan panca indra. Seperti pada larik puisi
- sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua
(c) Majas Metafora, yaitu pemakaina kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya. Seperti dalam larik puisi
- lepaskanlah segera gelombang di tanganmu

(4) Imaji
Imaji adalah sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran; bayangan. Imaji dalam puisi "Pada Gelombang" yaitu imaji visual (penglihatan) yaitu pembayangan pada seseorang yang sangat dirindukan, berdasarkan pengalaman sensasional (meransang perasaan). Seperti yang tergambar pada "burung-burung yang melintas",  "gelombang ditanganmu",  "alis matamu",  "perahumu mengapung", dan"benua tua". kesemuanya ini memberikan imaji visual.

(5) Tipografi
Tipografi adalah penataan larik dan bait pada puisi sehingga memberikan nuansa makna dan suasana tertentu. Tipografi puisi "Pada Gelombang" yaitu penataan baris pada setiap larik yang tidak sama atau beragam dan penempatan huruf kecil di awal larik menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang dihadapkan pada beragam permasalahan sehingga harus meninggalkan orang-orang yang dikasihi.