Wednesday, February 1, 2017

Bedah Buku "Gadis Nisan" Karya Pratiwi Syarif

BEDAH BUKU
Oleh: Abdul Razak, S.Pd. Ind., M.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Barru)

Judul Buku                          :    Gadis Nisan
Pengarang                          :    Pratiwi Syarief
Penerbit                              :    Identitas Universitas Hasanuddin Makassar
Tahun Terbit                        :    2010
Jumlah Halaman                :    179

BAB I PENDAHULUAN

Buku “Gadis Nisan” karya Pratiwi Syarief merupakan buku kumpulan cerita pendek (cerpen). M. Dahlan Abubakar sebagai editor dan H.M. Sofyan Lakki selaku Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia memberikan kata pengantar dalam buku ini. Penulis memberikan sekapur sirih sebagai ucapan terima kasih kepada orang-orang yang memberikan motivasi sehingga buku “Gadis Nisan” dapat diterbitkan.
Buku Pratiwi Syarief dengan cover bertuliskan “Gadis Nisan” berwarna merah serta bergambar gadis yang memegang batu nisan, sangat memikat dan mengundang keingintahuan pembaca untuk membaca keseluruhan isi cerita yang ada dalam buku ini. Gambar pada cover buku ini merupakan salah satu daya tarik pembaca karena biasanya seorang gadis takut pada hal-hal yang berbau “mistik” seperti “batu nisan”, sehingga siapa pun yang melihatnya pasti bertanya-tanya ada apa dengan gadis ini, yang dengan begitu beraninya duduk tertunduk memegang batu nisan dengan kostum hitam-hitam sebagai simbol “Duka Cita”.
Buku ini merupakan buku saku  sehingga mudah dibawah bila hendak bepergian karena bentuknya mungil. Kertas yang digunakan kualitasnya cukup bagus, menggunakan kertas yang berwarna putih bersih dan agak tebal.

BAB II PEMBAHASAN

1. Kajian Buku “Gadis Nisan”

Buku “Gadis Nisan” merupakan buku kumpulan cerita pendek karya Pratiwi Syarief: Gadis Malam, Dream Park, Jangan Jadikan Aku Pelacurmu, Nol Kilometer, Rembulan yang Jatuh, Simpangan Gulita, Oooh Teddy’Q, Bali Bola?, Perempuan Bugis, Kamar Belakang, Joyfull Girl, Seranting Harapan di Nisan, Kisah yang Belum Selesai, Lelaki Tiga Perempuan, Cantik Itu Luka, Pusara di Kamar Mandi, Dalam Terali Nurbaya, Impian di Sudut Pinisi, Pucuk Impian, Gadis Nisan, Lelaki Berumah Kedua, dan Memelihara Harapan Langit.
Judul cerpen yang penulis akan bahas dalam bedah buku ini adalah “Gadis Nisan”.

Gadis Nisan
Oleh: Pratiwi Syarief

Aku percaya waktu itu akan datang ... dan setelah semuanya selesai ... jangan panggil aku gadis nisan lagi ...

Inilah hidupku, dibesarkan di sebuah perkampungan kecil yang penuh debu dan kerikil. Di sinilah aku terlahir delapan belas tahun yang lalu, di kampung nisan. Setiap harinya entah berapa banyak nisan yang harus kuukir dengan indah. Bagiku, bagaimana pun juga ini adalah sebuah karya untuk kehidupan terakhir mereka. Untuk orang-orang yang tak aku kenali sama sekali bahkan pada tetangga jauh yang memesan nisan pada pamanku.
Malam yang begitu sepi, hanya alunan palu dan pahat yang terdengar di tengah-tengah sebuah kampung kecil yang dijejeri oleh beraneka bentuk nisan. Ada yang terbuat dari kayu, lalu dipahatnya menjadi indah biasanya ini digunakan saat orang yang meninggal  akan dimakamkan, lalu hari berikutnya akan diganti dengan sebuah nisan batu yang terbuat dari kerikil dan semen, lalu akan diberi keramik berwarna. Setiap hari kami menyaksikan berapa banyak orang yang pergi yang memesan nisan pada kami.
Mereka bertanya pada suatu hari yang masih gelap, seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya, ia datang memesan sebuah nisan kayu lalu berkata padaku apakah aku tak takut dengan nisan-nisan yang sengaja ditata rapi di pekaranganku, mirip sebuah pekuburan kecil. Aku hanya diam, karena sebenarnya aku memang merasa terpaksa hidup di sini membantu keuangan keluargaku. Dari segi lahir-batinku, aku takut namun aku selalu mengingat bahwa mereka butuh aku untuk memberi makan adik juga menyekolahkannya.
Suatu waktu aku pun pernah merasakan ketakutan yang luar biasa mana kala di setiap magrib aku melihat dari balik jendela, nisan-nisan itu tertata dengan rapi di sebuah pekarangan depan rumah. Aku mengandai-andaikannya satu di antara barisan nisan itu adalah aku, mungkin juga keluargaku. Seperti ada rasa yang hendak menyeruak memintaku melangkahkan kaki menuju kampung halamanku. Aku rindu pada ibu, juga adik-adikku. Namun langkah itu akan tertahan jika aku mengingat bahwa tumpuan harapan mereka hanya padaku.
Sudahlah ... meski pada suatu waktu aku pun merindukan sosok ayahku di sini, sosok ayah yang sejak aku dilahirkan tak pernah sekali pun kulihat rupanya. Aku tak tahu di mana dan seperti apa ia, namun setiap kali aku bertanya pada ibu, ia hanya berkata jangan tanyakan itu lagi, aku tak tahu, lalu air matanya menganak sungai. Sejak saat itu aku enggan bertanya lagi, aku tak ingin keluargaku yang miskin semakin miskin dengan masa lalu yang sangat suram.
Hingga pada suatu hari yang tak pernah kutunggu, nenek bercerita padaku sebelum ia meninggal, sebelum aku menjadi gadis nisan yang mengerjakan semua pesanan nisan orang-orang yang meninggal. Jelas cerita nenek membuatku harus meninggalkan ibu dan adik-adikku ... Aku adalah anak haram yang tak diketahui siapa bapaknya. Ibuku diperkosa pada suatu petang yang mengenaskan untuk diingat, dengan keji ada tujuh orang lelaki memaksa ibuku melayani napsu birahi mereka. Kedua mata ibu baru terbuka saat ia telah kehilangan seluruh hidup dan harapannya.
Aku tak sanggup menjadi biasa saja setelah tahu itu. Aku merasa tersisih sekali ... dalam pergaulan yang sedemikian sempitnya. Mereka tak pernah berhenti menduga siapa ayahku, seperti apa ia ... sanggupkah ibuku memilah satu ayah saja di antara ketujuh orang asing yang telah merampas kehormatannya??? Sanggupkah ibuku menunjuk satu saja jagoan itu yang akan bertanggung jawab untuk seluruh hidupku ... untuk menutupi noda-noda dari kenistaan keenam orang lainnya??? Sanggupkah???
Inilah alasan mengapa ibuku melahirkanku di kampung nisan ini, mengapa aku memlih tinggal di sini. Sebab aku pernah mencoba kembali pada ibuku di sebuah gubuk yang hampir reot, namun mereka selalu bertanya, siapa ayahku??? Tentu lelaki yang pernah menikahi ibuku lalu meninggalkanku adik yang masih kecil-kecil tak akan mau mengakui aku sebagai anaknya, malah ia mengatakan aku hanyalah seorang gadis nisan piaraan pamanku.
Aku selalu merasakan kekecilan dalam sisi hidupku, gadis nisan, mereka memanggilku begitu sebab hanya aku satu-satunya perempuan yang mengerjakan nisan di kampung nisan ini. Mereka tak pernah tahu bahwa aku bekerja di sini untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah menghancurkan hidup ibuku segera memesan nisan di hari kematiannya pada pamanku. Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus berkobar di dadaku...
Aku percaya waktu itu akan datang... dan setelah semuanya selesai... jangan panggil aku gadis nisan lagi...

2. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen

a. Tema
Tema yang diusung dalam cerpen “Gadis Nisan” adalah liku-liku kehidupan sebuah keluarga  pembuat batu nisan.

b. Tokoh
Tokoh atau pelaku dalam cerpen “Gadis Nisan” adalah “aku” atau pengarang sebagai tokoh sentral, ibu, dan paman . Pengarang menceritakan sendiri liku-liku kehidupannya sebagai gadis pembuat batu nisan.

c. Penokohan
Penokohan atau penyajian watak tokoh dalam cerpen “Gadis Nisan” dapat di jelaskan sebagai berikut:

aku, memiliki watak penakut dan perhatian kepada adiknya (Mereka bertanya pada suatu hari yang masih gelap, seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya, ia datang memesan sebuah nisan kayu lalu berkata padaku apakah aku tak takut dengan nisan-nisan yang sengaja ditata rapi di pekaranganku, mirip sebuah pekuburan kecil. Aku hanya diam, karena sebenarnya aku memang merasa terpaksa hidup di sini membantu keuangan keluargaku. Dari segi lahir-batinku, aku takut namun aku selalu mengingat bahwa mereka butuh aku untuk memberi makan adik juga menyekolahkannya. Suatu waktu aku pun pernah merasakan ketakutan yang luar biasa mana kala di setiap magrib aku melihat dari balik jendela, nisan-nisan itu tertata dengan rapi di sebuah pekarangan depan rumah.)
paman, memiliki watak pekerja keras dan peduli pada keluarga (Untuk orang-orang yang tak aku kenali sama sekali bahkan pada tetangga jauh yang memesan nisan pada pamanku. Mereka tak pernah tahu bahwa aku bekerja di sini untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah menghancurkan hidup ibuku segera memesan nisan di hari kematiannya pada pamanku.)
ibu, memiliki watak sabar dan tabah menghadapi cobaan (Aku tak tahu di mana dan seperti apa ia, namun setiap kali aku bertanya pada ibu, ia hanya berkata jangan tanyakan itu lagi, aku tak tahu, lalu air matanya menganak sungai. Sebab aku pernah mencoba kembali pada ibuku di sebuah gubuk yang hampir reot, namun mereka selalu bertanya, siapa ayahku???)

d. Alur (plot)
Alur yang digunakan yaitu alur maju-mundur (campuran). Pada bagian awal, cerita berjalan secara normal berdasarkan urutan waktu dan urutan sebab akibat. Pada bagian tengah, pengarang menceritakan kisah yang diceritakan oleh neneknya sebelum menjadi gadis nisan. (Hingga pada suatu hari yang tak pernah kutunggu, nenek bercerita padaku sebelum ia meninggal, sebelum aku menjadi gadis nisan yang mengerjakan semua pesanan nisan orang-orang yang meninggal. Jelas cerita nenek membuatku harus meninggalkan ibu dan adik-adikku ... Aku adalah anak haram yang tak diketahui siapa bapaknya. Ibuku diperkosa pada suatu petang yang mengenaskan untuk diingat, dengan keji ada tujuh orang lelaki memaksa ibuku melayani napsu birahi mereka. Kedua mata ibu baru terbuka saat ia telah kehilangan seluruh hidup dan harapannya.)

e. Latar (setting)
Latar cerita dalam cerpen “Gadis Nisan” dapat digambarkan sebagai berikut:
(1) Latar tempat, Kampung Nisan (Inilah hidupku, dibesarkan di sebuah perkampungan kecil yang penuh debu dan kerikil. Di sinilah aku terlahir delapan belas tahun yang lalu, di kampung nisan. Setiap harinya entah berapa banyak nisan yang harus kuukir dengan indah.)
(2) Latar waktu, malam hari (Malam yang begitu sepi, hanya alunan palu dan pahat yang terdengar di tengah-tengah sebuah kampung kecil yang dijejeri oleh beraneka bentuk nisan.)
(3) Latar suasana, Sepi (Malam yang begitu sepi, hanya alunan palu dan pahat yang terdengar di tengah-tengah sebuah kampung kecil yang dijejeri oleh beraneka bentuk nisan). Sedih (Aku tak tahu di mana dan seperti apa ia, namun setiap kali aku bertanya pada ibu, ia hanya berkata jangan tanyakan itu lagi, aku tak tahu, lalu air matanya menganak sungai.). dendam (Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus berkobar di dadaku...)
(4) Latar Sosial, prasejahtera (Sejak saat itu aku enggan bertanya lagi, aku tak ingin keluargaku yang miskin semakin miskin dengan masa lalu yang sangat suram.)
f. Sudut Pandang
Sudut padang pengarang dalam cerpen “Gadis Nisan” adalah sudut pandang orang pertama (Di sinilah aku terlahir delapan belas tahun yang lalu, di kampung nisan. Setiap harinya entah berapa banyak nisan yang harus kuukir dengan indah. Bagiku, bagaimana pun juga ini adalah sebuah karya untuk kehidupan terakhir mereka.)

g. Amanat
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen “Gadis Nisan” adalah Sabar dan tabah mengahadapi kenyataan hidup, walaupun itu menyakitkan. Jangan menaruh dendam kepada seseorang, biarlah Tuhan yang memberikan ganjaran terhadap perilaku seseorang. seperti tokoh “aku” dalam cerpen ini yang bekerja sebagai pembuat batu nisan karena menunggu ketujuh lelaki yang pernah menghancurkan masa depan ibunya untuk membuatkan batu nisan. (Mereka tak pernah tahu bahwa aku bekerja di sini untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah menghancurkan hidup ibuku segera memesan nisan di hari kematiannya pada pamanku. Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus berkobar di dadaku... Aku percaya waktu itu akan datang... dan setelah semuanya selesai... jangan panggil aku gadis nisan lagi...)

h. Gaya Bahasa
Menggunakan gaya bahasa yang sangat mudah dimengerti oleh para pembacanya

3. Kelebihan Buku
Buku ini menginspirasi kita untuk tetap semangat menjalani kehidupan walaupun kehidupan itu tidak seperti yang kita harapkan. Karakter tokoh dalam buku kumpulan cerita pendek ini sangat mudah dipahami, serta penggambaran latar yang begitu jelas.

4. Kekuranagn Buku

Tidak ada gambar ilustrasi dalam buku ini sehingga kurang menarik untuk membacanya.

1 comment:

  1. Menjadi Pemenang Itu Sangat Menyenangkan Anda Bukan ???
    Kabulkan Impian Menang Kamu Di Jagodomino,com.
    Join Dan Jangan Ragu Lagi Di Jagodomino,com.
    Rajanya Kartu Hokky Hanya Disini !
    Mudah Menangnya !!
    Rasakan Sensasi Kemenangan Di Jagodomino,com
    Situs Game Kartu Domino Online Terpercaya
    Hanya Di Jagodomino
    Raih Rupiah sebanyak2nya Hanya Di Jagodomino,com
    Kelebihan Jagodomino. INFO Yang Di GEMARI MEMBER Jagodomino

    * Minimal Deposit >>> 15.000
    * Minimal Withdraw >>> 15.000
    * Proses Depo / WD Super Cepat

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
    * LIVECHAT Jago188(dot)net
    * PIN BBM : 2AF6F43D
    * WA : +855717086677
    * LINE : Jagodomino

    Salam Sukses Jagodomino

    ReplyDelete