BEDAH
BUKU
Oleh: Abdul Razak,
S.Pd. Ind., M.Pd.
(Guru Bahasa
Indonesia SMP Negeri 3 Barru)
Judul
Buku : Gadis Nisan
Pengarang : Pratiwi Syarief
Penerbit : Identitas Universitas Hasanuddin Makassar
Tahun
Terbit : 2010
Jumlah
Halaman : 179
BAB
I PENDAHULUAN
Buku “Gadis Nisan” karya Pratiwi Syarief
merupakan buku kumpulan cerita pendek (cerpen). M. Dahlan Abubakar sebagai
editor dan H.M. Sofyan Lakki selaku Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan
Nasional Republik Indonesia memberikan kata pengantar dalam buku ini. Penulis
memberikan sekapur sirih sebagai ucapan terima kasih kepada orang-orang yang
memberikan motivasi sehingga buku “Gadis Nisan” dapat diterbitkan.
Buku Pratiwi Syarief dengan cover bertuliskan
“Gadis Nisan” berwarna merah serta bergambar gadis yang memegang batu nisan, sangat
memikat dan mengundang keingintahuan pembaca untuk membaca keseluruhan isi
cerita yang ada dalam buku ini. Gambar pada cover buku ini merupakan salah satu
daya tarik pembaca karena biasanya seorang gadis takut pada hal-hal yang berbau
“mistik” seperti “batu nisan”, sehingga siapa pun yang melihatnya pasti
bertanya-tanya ada apa dengan gadis ini, yang dengan begitu beraninya duduk
tertunduk memegang batu nisan dengan kostum hitam-hitam sebagai simbol “Duka Cita”.
Buku ini merupakan buku saku sehingga mudah dibawah bila hendak bepergian
karena bentuknya mungil. Kertas yang digunakan kualitasnya cukup bagus,
menggunakan kertas yang berwarna putih bersih dan agak tebal.
BAB
II PEMBAHASAN
1. Kajian Buku “Gadis
Nisan”
Buku “Gadis Nisan” merupakan buku kumpulan
cerita pendek karya Pratiwi Syarief: Gadis Malam, Dream Park, Jangan Jadikan Aku Pelacurmu, Nol Kilometer, Rembulan
yang Jatuh, Simpangan Gulita, Oooh Teddy’Q, Bali Bola?, Perempuan Bugis, Kamar
Belakang, Joyfull Girl, Seranting
Harapan di Nisan, Kisah yang Belum Selesai, Lelaki Tiga Perempuan, Cantik Itu
Luka, Pusara di Kamar Mandi, Dalam Terali Nurbaya, Impian di Sudut Pinisi, Pucuk
Impian, Gadis Nisan, Lelaki Berumah Kedua, dan Memelihara Harapan Langit.
Judul cerpen yang penulis akan bahas dalam
bedah buku ini adalah “Gadis Nisan”.
Gadis Nisan
Oleh: Pratiwi Syarief
Aku
percaya waktu itu akan datang ... dan setelah semuanya selesai ... jangan
panggil aku gadis nisan lagi ...
Inilah hidupku, dibesarkan di sebuah
perkampungan kecil yang penuh debu dan kerikil. Di sinilah aku terlahir delapan
belas tahun yang lalu, di kampung nisan. Setiap harinya entah berapa banyak
nisan yang harus kuukir dengan indah. Bagiku, bagaimana pun juga ini adalah
sebuah karya untuk kehidupan terakhir mereka. Untuk orang-orang yang tak aku
kenali sama sekali bahkan pada tetangga jauh yang memesan nisan pada pamanku.
Malam yang begitu sepi, hanya alunan palu dan
pahat yang terdengar di tengah-tengah sebuah kampung kecil yang dijejeri oleh
beraneka bentuk nisan. Ada yang terbuat dari kayu, lalu dipahatnya menjadi
indah biasanya ini digunakan saat orang yang meninggal akan dimakamkan, lalu hari berikutnya akan
diganti dengan sebuah nisan batu yang terbuat dari kerikil dan semen, lalu akan
diberi keramik berwarna. Setiap hari kami menyaksikan berapa banyak orang yang
pergi yang memesan nisan pada kami.
Mereka bertanya pada suatu hari yang masih
gelap, seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya, ia datang memesan
sebuah nisan kayu lalu berkata padaku apakah aku tak takut dengan nisan-nisan
yang sengaja ditata rapi di pekaranganku, mirip sebuah pekuburan kecil. Aku
hanya diam, karena sebenarnya aku memang merasa terpaksa hidup di sini membantu
keuangan keluargaku. Dari segi lahir-batinku, aku takut namun aku selalu
mengingat bahwa mereka butuh aku untuk memberi makan adik juga
menyekolahkannya.
Suatu waktu aku pun pernah merasakan
ketakutan yang luar biasa mana kala di setiap magrib aku melihat dari balik
jendela, nisan-nisan itu tertata dengan rapi di sebuah pekarangan depan rumah.
Aku mengandai-andaikannya satu di antara barisan nisan itu adalah aku, mungkin
juga keluargaku. Seperti ada rasa yang hendak menyeruak memintaku melangkahkan
kaki menuju kampung halamanku. Aku rindu pada ibu, juga adik-adikku. Namun
langkah itu akan tertahan jika aku mengingat bahwa tumpuan harapan mereka hanya
padaku.
Sudahlah ... meski pada suatu waktu aku pun
merindukan sosok ayahku di sini, sosok ayah yang sejak aku dilahirkan tak
pernah sekali pun kulihat rupanya. Aku tak tahu di mana dan seperti apa ia,
namun setiap kali aku bertanya pada ibu, ia hanya berkata jangan tanyakan itu
lagi, aku tak tahu, lalu air matanya menganak sungai. Sejak saat itu aku enggan
bertanya lagi, aku tak ingin keluargaku yang miskin semakin miskin dengan masa
lalu yang sangat suram.
Hingga pada suatu hari yang tak pernah
kutunggu, nenek bercerita padaku sebelum ia meninggal, sebelum aku menjadi
gadis nisan yang mengerjakan semua pesanan nisan orang-orang yang meninggal.
Jelas cerita nenek membuatku harus meninggalkan ibu dan adik-adikku ... Aku
adalah anak haram yang tak diketahui siapa bapaknya. Ibuku diperkosa pada suatu
petang yang mengenaskan untuk diingat, dengan keji ada tujuh orang lelaki
memaksa ibuku melayani napsu birahi mereka. Kedua mata ibu baru terbuka saat ia
telah kehilangan seluruh hidup dan harapannya.
Aku tak sanggup menjadi biasa saja setelah
tahu itu. Aku merasa tersisih sekali ... dalam pergaulan yang sedemikian
sempitnya. Mereka tak pernah berhenti menduga siapa ayahku, seperti apa ia ...
sanggupkah ibuku memilah satu ayah saja di antara ketujuh orang asing yang
telah merampas kehormatannya??? Sanggupkah ibuku menunjuk satu saja jagoan itu
yang akan bertanggung jawab untuk seluruh hidupku ... untuk menutupi noda-noda
dari kenistaan keenam orang lainnya??? Sanggupkah???
Inilah alasan mengapa ibuku melahirkanku di
kampung nisan ini, mengapa aku memlih tinggal di sini. Sebab aku pernah mencoba
kembali pada ibuku di sebuah gubuk yang hampir reot, namun mereka selalu
bertanya, siapa ayahku??? Tentu lelaki yang pernah menikahi ibuku lalu
meninggalkanku adik yang masih kecil-kecil tak akan mau mengakui aku sebagai
anaknya, malah ia mengatakan aku hanyalah seorang gadis nisan piaraan pamanku.
Aku selalu merasakan kekecilan dalam sisi
hidupku, gadis nisan, mereka memanggilku begitu sebab hanya aku satu-satunya
perempuan yang mengerjakan nisan di kampung nisan ini. Mereka tak pernah tahu
bahwa aku bekerja di sini untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah
menghancurkan hidup ibuku segera memesan nisan di hari kematiannya pada
pamanku. Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu
mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus
berkobar di dadaku...
Aku percaya waktu itu akan datang... dan
setelah semuanya selesai... jangan panggil aku gadis nisan lagi...
2. Unsur-Unsur
Intrinsik Cerpen
a. Tema
Tema yang diusung dalam cerpen “Gadis Nisan”
adalah liku-liku kehidupan sebuah keluarga pembuat batu nisan.
b.
Tokoh
Tokoh atau pelaku dalam cerpen “Gadis Nisan”
adalah “aku” atau pengarang sebagai tokoh sentral, ibu, dan paman . Pengarang
menceritakan sendiri liku-liku kehidupannya sebagai gadis pembuat batu nisan.
c.
Penokohan
Penokohan atau penyajian watak tokoh dalam
cerpen “Gadis Nisan” dapat di jelaskan sebagai berikut:
aku,
memiliki watak penakut dan perhatian kepada adiknya
(Mereka bertanya pada suatu hari yang masih gelap, seorang bapak tua yang baru
saja kehilangan anaknya, ia datang memesan sebuah nisan kayu lalu berkata
padaku apakah aku tak takut dengan nisan-nisan yang sengaja ditata rapi di
pekaranganku, mirip sebuah pekuburan kecil. Aku hanya diam, karena sebenarnya
aku memang merasa terpaksa hidup di sini membantu keuangan keluargaku. Dari
segi lahir-batinku, aku takut namun aku selalu mengingat bahwa mereka butuh aku
untuk memberi makan adik juga menyekolahkannya. Suatu waktu aku pun pernah
merasakan ketakutan yang luar biasa mana kala di setiap magrib aku melihat dari
balik jendela, nisan-nisan itu tertata dengan rapi di sebuah pekarangan depan
rumah.)
paman,
memiliki watak pekerja keras dan peduli pada keluarga (Untuk
orang-orang yang tak aku kenali sama sekali bahkan pada tetangga jauh yang
memesan nisan pada pamanku. Mereka tak pernah tahu bahwa aku bekerja di sini
untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah menghancurkan hidup ibuku segera
memesan nisan di hari kematiannya pada pamanku.)
ibu,
memiliki watak sabar dan tabah menghadapi cobaan (Aku
tak tahu di mana dan seperti apa ia, namun setiap kali aku bertanya pada ibu,
ia hanya berkata jangan tanyakan itu lagi, aku tak tahu, lalu air matanya
menganak sungai. Sebab aku pernah mencoba kembali pada ibuku di sebuah gubuk
yang hampir reot, namun mereka selalu bertanya, siapa ayahku???)
d.
Alur (plot)
Alur yang digunakan yaitu alur maju-mundur
(campuran). Pada bagian awal, cerita berjalan secara normal berdasarkan urutan
waktu dan urutan sebab akibat. Pada bagian tengah, pengarang menceritakan kisah
yang diceritakan oleh neneknya sebelum menjadi gadis nisan. (Hingga pada suatu
hari yang tak pernah kutunggu, nenek bercerita padaku sebelum ia meninggal,
sebelum aku menjadi gadis nisan yang mengerjakan semua pesanan nisan
orang-orang yang meninggal. Jelas cerita nenek membuatku harus meninggalkan ibu
dan adik-adikku ... Aku adalah anak haram yang tak diketahui siapa bapaknya.
Ibuku diperkosa pada suatu petang yang mengenaskan untuk diingat, dengan keji
ada tujuh orang lelaki memaksa ibuku melayani napsu birahi mereka. Kedua mata
ibu baru terbuka saat ia telah kehilangan seluruh hidup dan harapannya.)
e.
Latar (setting)
Latar cerita dalam cerpen
“Gadis Nisan” dapat digambarkan sebagai berikut:
(1) Latar tempat, Kampung Nisan (Inilah hidupku, dibesarkan di sebuah
perkampungan kecil yang penuh debu dan kerikil. Di sinilah aku terlahir delapan
belas tahun yang lalu, di kampung nisan. Setiap harinya entah berapa banyak
nisan yang harus kuukir dengan indah.)
(2) Latar waktu, malam hari
(Malam yang begitu sepi, hanya alunan palu dan pahat yang terdengar di
tengah-tengah sebuah kampung kecil yang dijejeri oleh beraneka bentuk nisan.)
(3) Latar
suasana, Sepi (Malam yang begitu
sepi, hanya alunan palu dan pahat yang terdengar di tengah-tengah sebuah
kampung kecil yang dijejeri oleh beraneka bentuk nisan). Sedih (Aku tak tahu di mana dan seperti apa ia, namun setiap kali
aku bertanya pada ibu, ia hanya berkata jangan tanyakan itu lagi, aku tak tahu,
lalu air matanya menganak sungai.). dendam
(Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu
mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus
berkobar di dadaku...)
(4) Latar
Sosial, prasejahtera (Sejak saat
itu aku enggan bertanya lagi, aku tak ingin keluargaku yang miskin semakin
miskin dengan masa lalu yang sangat suram.)
f.
Sudut Pandang
Sudut padang pengarang dalam cerpen “Gadis
Nisan” adalah sudut pandang orang
pertama (Di sinilah aku terlahir delapan belas tahun yang lalu, di kampung
nisan. Setiap harinya entah berapa banyak nisan yang harus kuukir dengan indah.
Bagiku, bagaimana pun juga ini adalah sebuah karya untuk kehidupan terakhir mereka.)
g.
Amanat
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan
pengarang dalam cerpen “Gadis Nisan” adalah Sabar dan tabah mengahadapi kenyataan hidup, walaupun itu menyakitkan. Jangan
menaruh dendam kepada seseorang, biarlah Tuhan yang memberikan ganjaran
terhadap perilaku seseorang. seperti tokoh “aku” dalam cerpen ini yang bekerja
sebagai pembuat batu nisan karena menunggu ketujuh lelaki yang pernah
menghancurkan masa depan ibunya untuk membuatkan batu nisan. (Mereka tak pernah
tahu bahwa aku bekerja di sini untuk menunggu ketujuh orang lelaki yang telah
menghancurkan hidup ibuku segera memesan nisan di hari kematiannya pada
pamanku. Satu di antara tujuh orang itu pasti adalah ayahku, aku pun menunggu
mengukirkan nisan untuknya, akan kupahat dengan sebuah dendam yang masih terus
berkobar di dadaku... Aku percaya waktu itu akan datang... dan setelah semuanya
selesai... jangan panggil aku gadis nisan lagi...)
h.
Gaya Bahasa
Menggunakan gaya bahasa yang sangat mudah
dimengerti oleh para pembacanya
3. Kelebihan Buku
Buku ini menginspirasi kita untuk tetap
semangat menjalani kehidupan walaupun kehidupan itu tidak seperti yang kita
harapkan. Karakter tokoh dalam buku kumpulan cerita pendek ini sangat mudah
dipahami, serta penggambaran latar yang begitu jelas.
4. Kekuranagn Buku
Tidak ada gambar ilustrasi dalam buku ini
sehingga kurang menarik untuk membacanya.
Menjadi Pemenang Itu Sangat Menyenangkan Anda Bukan ???
ReplyDeleteKabulkan Impian Menang Kamu Di Jagodomino,com.
Join Dan Jangan Ragu Lagi Di Jagodomino,com.
Rajanya Kartu Hokky Hanya Disini !
Mudah Menangnya !!
Rasakan Sensasi Kemenangan Di Jagodomino,com
Situs Game Kartu Domino Online Terpercaya
Hanya Di Jagodomino
Raih Rupiah sebanyak2nya Hanya Di Jagodomino,com
Kelebihan Jagodomino. INFO Yang Di GEMARI MEMBER Jagodomino
* Minimal Deposit >>> 15.000
* Minimal Withdraw >>> 15.000
* Proses Depo / WD Super Cepat
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* LIVECHAT Jago188(dot)net
* PIN BBM : 2AF6F43D
* WA : +855717086677
* LINE : Jagodomino
Salam Sukses Jagodomino